Dispora Sambut Pulang Duta Pemuda Gorontalo dari PPAP 2025

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo, Danial Ibrahim, menerima secara resmi kedatangan dua pemuda asal Gorontalo yang telah menyelesaikan tugas sebagai peserta Program Pertukaran Pemuda Antar Provinsi (PPAP) Tahun 2025. Dokumen (FOKUSNEWS))
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo, Danial Ibrahim, menerima secara resmi kedatangan dua pemuda asal Gorontalo yang telah menyelesaikan tugas sebagai peserta Program Pertukaran Pemuda Antar Provinsi (PPAP) Tahun 2025. Dokumen (FOKUSNEWS))
banner 120x600

FOKUSNEWS— Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo, Danial Ibrahim, menerima secara resmi kedatangan dua pemuda asal Gorontalo yang telah menyelesaikan tugas sebagai peserta Program Pertukaran Pemuda Antar Provinsi (PPAP) Tahun 2025, Senin (20/10/2025)

Mereka adalah Iskandi Aliwu yang bertugas di Kalimantan Tengah dan Alifah Aulia yang ditempatkan di Kabupaten Gianyar, Bali. Acara penyambutan berlangsung di Ruang Kerja Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo, dihadiri oleh jajaran pejabat struktural dan pendamping program.

Dalam sambutannya, Kadispora menyampaikan rasa bangga dan apresiasi kepada kedua peserta yang telah menunjukkan dedikasi tinggi sebagai duta muda Gorontalo.

“Program PPAP adalah sarana pembentukan karakter, wawasan kebangsaan, dan kepemimpinan. Kami bangga karena pemuda Gorontalo tidak hanya berpartisipasi, tetapi juga mampu menjadi pemimpin dan teladan di antara pemuda-pemudi terbaik se-Indonesia,” ujar Danial Ibrahim.

Beliau menekankan pentingnya tindak lanjut setelah program, agar semangat dan pengalaman yang diperoleh tidak berhenti sebagai kenangan, tetapi menjadi inspirasi bagi gerakan kepemudaan di Gorontalo.

“Pengalaman ini harus diterjemahkan menjadi aksi nyata. Jadilah agen perubahan, pelopor kegiatan positif, dan penggerak pembangunan pemuda di daerah,” tambahnya.

Peserta asal Gorontalo, Iskandi Aliwu, mengisahkan bahwa program PPAP memberikan banyak pelajaran tentang kolaborasi, kepemimpinan, dan tanggung jawab sosial.

“PPAP adalah kegiatan yang inspiratif, kolaboratif, dan berkelanjutan. Kami bekerja sama dengan pemuda dari berbagai daerah menciptakan program untuk memajukan indeks pembangunan pemuda. Kami membantu UMKM, pariwisata, dan potensi desa agar lebih dikenal. Alhamdulillah, program kami tetap berlanjut setelah kami tinggalkan,” ujarnya.

Iskandi juga berbagi pengalaman saat dipercaya menjadi Ketua Angkatan PPAP 2025 Zona Kalimantan Tengah.

“Saya belajar memimpin pemuda-pemudi terbaik dari seluruh Indonesia. Ada kebanggaan tersendiri karena pemuda Gorontalo dipercaya untuk memimpin di tengah keberagaman,” tuturnya.

Menurutnya, masyarakat Kalimantan Tengah dikenal ramah, peduli, dan memiliki nilai toleransi tinggi.

“Kami disambut hangat dan difasilitasi dengan baik. Nilai budaya mereka sejalan dengan semangat ‘Mohuyula’ yang juga hidup di Gorontalo — semangat bekerja sama dan saling membantu,” tambah Iskandi, yang bertugas sejak 2 hingga 17 Oktober 2025.

Kesan dan Nilai dari Gianyar, Bali

Sementara itu, Alifah Aulia, peserta PPAP 2025 asal Gorontalo yang ditempatkan di Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, juga membagikan pengalaman berharga selama mengikuti program.

“Kesan pertama saya adalah bangga dan haru, sekaligus merasa memikul tanggung jawab besar sebagai generasi penerus bonus demografi. Pengalaman paling berkesan adalah belajar menjadi manusia yang berguna bagi manusia lain, belajar menurunkan ego, dan memahami arti tanggung jawab,” ungkap Alifah.

Ia menuturkan bahwa program PPAP memberinya kesempatan untuk memahami nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika secara nyata.

“Melalui program ini, saya belajar mengabdi dengan setulus hati, beradaptasi dengan budaya yang berbeda, dan menghargai perbedaan. Meski kami berbeda bahasa, suku, dan agama, kami satu tujuan — Indonesia yang kuat dalam keberagaman,” ujarnya.
Alifah juga menggambarkan perbedaan sosial budaya antara Gorontalo dan Bali dengan sangat menarik.

“Orang Gorontalo ramah dalam soal makanan, sementara masyarakat Bali sangat murah senyum. Mereka rajin memberikan canang (sesajen) di depan rumah dan tempat ibadah. Makanan di Bali cenderung manis dan penuh rempah, berbeda dengan Gorontalo yang pedas. Perbedaan itu membuat saya lebih menghargai keunikan setiap daerah,” jelasnya.

Selama 15 hari penugasan dari 2 hingga 17 Oktober 2025, Alifah bersama tim melakukan observasi pemajuan wisata alam di Kabupaten Gianyar, yang menurutnya menjadi pengalaman paling berkesan di Pulau Dewata.

Mengakhiri kegiatan, Kadispora menegaskan bahwa semangat yang ditunjukkan kedua peserta menjadi cerminan kualitas pemuda Gorontalo yang siap bersaing di tingkat nasional.

 “Kami ingin para alumni PPAP terus berkiprah setelah kembali ke daerah. Jadilah inspirator dan penggerak perubahan yang membawa semangat kolaborasi, kepedulian, dan kreativitas,” pesan Danial Ibrahim.

Acara diakhiri dengan penyerahan kerajinan tangan dari peserta PPAP kepada Kadispora, serta sesi foto bersama penuh keakraban.