FOKUS NEWS, BOALEMO — Di bawah sorotan kamera ponsel dan deru pelan alat berat yang menandai akhir sebuah era, Tugu Jagung, ikon kejayaan petani Boalemo sekaligus simbol identitas daerah resmi dibongkar meninggalkan ruang kosong yang tak hanya fisik, tapi juga emosional bagi banyak warganya, Selasa (3/6/2025),
pembongkaran itu disaksikan oleh puluhan warga. Mereka memadati area lokasi tugu jagung. Alat berat pun telah berada di lokasi. Beberapa warga terlihat mengabadikan momen terakhir berdirinya tugu dengan kamera ponsel.
Pembongkaran tugu jagung ini pun menuai pro dan kontra, salah satunya Salim Djafar, warga Kabupaten Boalemo. Kata Salim, dengan pembongkaran tugu jagung seperti melihat sejarah Boalemo dibongkar.
“Ya jangan dihancurkan, ini kayak ngelihat sejarah kita dibongkar. Kalau memang mau ganti, pindahkan saja ke tempat lain,” ujarnya.
Menurut Salim, tugu jagung ini bukanlah sekadar patung atau figura, melainkan simbol kebanggaan dan bukti keberhasilan para petani di Boalemo.
Ia juga khawatir, generasi yang akan datang tidak akan pernah tahu bahwa Boalemo dikenal dengan petani jagung.
“Kalau semua diganti digital, terus anak cucu kita mau lihat apa? Cuma layar? Mereka perlu lihat sejarah,” tegasnya.
Tugu ini dibangun sekitar tahun 2018, pada masa pemerintahan Bupati Darwis Moridu. Kala itu, Darwis dikenal dengan julukan “Bapak Petani Boalemo” karena perhatian besarnya terhadap sektor pertanian, khususnya jagung.